Obrolan santai Muh - Wanita Cantik

"Assalamu'alaikum.. Whe..ii, bro, kef haalek ustad?" Ali, menyapa tiba-tiba. Muh yg sdang fokus mengerjakan ketikan di depan komputer nampak terkejut namun kmudian tersenyum. "MasyaAllah Ali, kmana aja ente fren? Lama banget ga tampak batang gigi ente.. Haha" canda Muh, "Haha..ha" Ali tertawa lepas. Mereka berdua bersalaman dan saling merangkul. Muh menepuk-nepuk pundak Ali. "MasyaAllah, sobatku ini, silahkan-silahkan.. Duduk sob.." Muh mempersilahkan Ali duduk. "syukron2.." Jawab Ali.

"Nt dimana skarang li? Nomer hape nt ane hubungi ga pernah aktif jeh.." kata Muh. "Iya nih muh, maaf banget. Soale hp ane brpindah tangan. Ane skarang di Surabaya, dagang.." jelas Ali. "MasyaAllah, pengusaha trnyata bliau nih. Luar biasa, emang nt dagang apa li?" tanya Muh, "Ah, biasa aja Muh, ane dagang kecil2an, coba buka warung kopi. Ya alhamdulillah, dikit2 bisa nabung buat masa depan" jelas Ali. "Alhamdulillah, amin" Muh mengamini. "Iya li, orang2 sperti qta nih memang untuk memulai usaha harus lbih tekun ya akh? Soale lbih dibutuhkan modal mental ktimbang modal dana. Walaupun memang sih modal dana ga bisa dikesampingkan begitu saja. Ya ngga?" jelas Muh, Ali mengangguk.

"Ente gimana Muh? Tampaknya bisnis makin lancar aja? He2" Tanya Ali. "Alhamdulillah li, sama sperti nt, bisa nabunglah walaupun hanya sdikit2 aja, trutama persiapan buat mencari muslimah yg sholehah dan cakep li" jawab Muh. "Nah itu die maksud ane Muh, masa depan. He2" Ali angkat bicara.

"He2, ente masih bau kencur dah ngomongin akhwat ajeh li" canda Muh. "He2, nt dah cukup umur malah masih malu2 gitu ngebicarain akhwat" balas Ali ke Muh. "haha.." mereka berdua ngakak berbarengan.

"Iya nih li.. Li, aslinya mnurut pendapat ente wanita cantik tu yg kayak gimana sih?" Tanya Muh slanjutnya. "Wah, klo ane ditanya karakter wanita cakep versi ane" Ali diam sjenak, kmudian melanjutkan kata2nya. "yg pertama, pasti sholehah. Ane beralasan, wanita yg sholeh paham trhadap aturan Tuhannya, jadi jika Tuhannya memerintahkan agar ia menghormati dan ta'at pada suami maka ia melakukannya. Trus jika Tuhannya menyuruh untuk menjaga kehormatan suami, maka dia akan menjaganya. Ini kriteria ane banget Muh.." Ali terdiam sjenak menarik nafasnya, Muh trsenyum. "Selebihnya, nasabnya bagus Muh, cantik. Tentunya, he2" lanjut Ali sambil terkekeh. "Siapa sih yg ga mau yg cantik li, he2 klo itu mah ane juga mau..he2" Muh menimpali. "Tapi gampang Muh, klo ntar wajah kurang memadai, pakein cadar aja, kan yg penting hatinya cakep He2.." canda Ali, "hush! Ente, ntar didengar ma yg diatas noh," tegur Muh. "Bcanda Muh, bcanda.." jawab Ali

"Eh, iya ngomong2 ente lambung dah demo lum li? Qta makan bakso dulu yuk?" Muh menawarkan kepada Ali. "Oh, boleh Muh, nampaknya lambung ane udah ga bisa fokus lagi nih. Ngusek mulu dari tadi" jawab Ali mengiyakan tawaran Muh

"Klo ciri khas akhwat yg ane idamkan li.." lanjut Muh di sela-sela mengunyah bakso pak jambu. "..selain ciri2 yg tadi ente sebutkan yaitu, mau menjadi istri dan pendamping ane seutuhnya, maksud ane bgini, ketika ane kluar mencari nafkah. Ia siap menjadi pendamping bagi anak-anak ane kelak, merawat, membimbing dan menjadi madrasah bagi anak-anak ane untuk blajar tentang akhlak dan moral dasar bagi mereka, sehingga kelak kbutuhan anak ane akan akhlak dapat trpenuhi insyaAllah.." Muh memasukkan 1 pentol bakso ke mulut dan mengunyahnya sambil matanya menerawang ke jalan di dpan rentalnya. Ia tampak memperhatikan lalu lalang orang di jalan tersebut. Sedang Ali tampaknya kepedesan sehingga mulutnya berhuhah ria, keringat tampak mengucur dari dahi dan lehernya, ia menyeruput es jeruk yg tadi turut dipesannya. "subhanallah..nikmatnya.." gumam Ali, Muh tersenyum mendengarnya sambil melanjutkan makannya.

"Yang pastinya li.." Muh melanjutkan. "Hidup ini kan indah jika muslimah sholehah ada di sisi kita. Ok?" lanjut Muh menyelesaikan penuturanya.

Mereka berdua menyelesaikan urusan perut mereka, kmudian bergegas ke musholla karena azan dzuhur dah bersenandung. Sesekali mereka bercakap dalam perjalanan ke musholla tersebut.

Perlahan point of view dari frame cerita ini mengarah ke langit biru menembus gumpalan awan, melewati atmosfir, hingga melewati ruang hampa. Tampak bebintang bercahaya terlewati, smakin lama smakin melaju meninggalkan bumi yg tampak smakin mengecil, melaju hingga ke bawah arsy tempat para penghuni kahyangan bersujud di hadapan Rabb Al Alam.

Yang pasti, setiap lelaki muslim yg sungguh2 mengerti akan status kemuslimannya, pasti mengidam-idamkan sosok muslimah yg sadar akan kodratnya sebagai wanita. Kodrat untuk menjadi sosok pendidik bagi anak2nya, untuk mendidik sang anak agar menjadi sosok manusia yg sholeh dan bermoral mulia. Bukan sosok wanita yg salah kaprah dalam mengartikan istilah kesetaraan yg ujung2nya hanya melalaikan kodratnya sebagai wanita sebagai sosok pendidik, sehingga menjerumuskan generasi pelanjut ke dalam jurang gelap gulita..
Share:

0 Komentar: