Obrolan Santai Muh - Taqdir

"Oh, kalo menurut yang ane baca dan pahami, sesungguhnya takdir itu adalah segala apapun di dunia ini, baik yang samar, ataupun yang jelas. Yang dulu telah berlalu, masa kini ataupun masa depan yang masih belum pasti. Masuk dalam kategori takdir." Muh menjelaskan ke Andri dengan nada intonasi sedikit ditinggikan.

"Iya muh, ane paham maksud ente, cuma maksud ane begini loh.." Andri memutus kalimatnya, ia nampak seperti sedang memutar otaknya, mungkin mencoba memilih kata yang tepat buat menjelaskan apa yang dia pahami seputar takdir kepada Muh. Muh menatap Andri berusaha membaca jalan pikirannya.

"Gini lho Muh..., ane membedakan antara takdir dan sunnatullah". Sambung Andri. "Iya.. iya, ane paham Ndri. Trus maksud ente beda antara takdir dan sunnatullah tu gimana? Emangnya beda ya? Kesimpulan itu ente menggunakan pendekatan apa? Dasarnya apa? Maa daliil man?" Muh bertanya tegas ke Andri, nampak dengan mimik alis sedikit ditarik ke atas, mungkin buat menegaskan pertanyaannya.

Andri nampak tersentak sedikit."Weh, Muh segitunya". Gumamnya dalam hati. Trus dia terkekeh-kekeh sambil menatap Muh. "Ah, ente Muh, serius amat, kuling daon man.. kuling daon, ga segitunya kali Muh." Muh tersenyum.

"Masalah pemahaman seperti ini masalah serius Ndri, ente ga bisa asal menyimpulkan aja, coz takdir itu termasuk rukun iman." Ujar Muh, "artinya pondasi dasar sob, ente ga boleh memahaminya asal hantam kromo." Sambung Muh lagi. "Lah, itu die Muh... ane ga asal hantam kromo, ada proses dan variabelnya man..." Jawab Andri.

"Lantas, ente berdalil atas dasar apa? Tanya Muh, "oke, gini aja deh... Tentang takdir dan sunnatullah, ane pengen dengar langsung dari ente dalilnya." Lanjut Muh dengan nada sedikit ditegaskan.

Andri terdiam sesaat sambil memandang Muh yang nampak menunggu jawaban darinya. "Gini aja Muh, berhubung ane kurang begitu hafal detil dalil alQur'an maupun hadits, ane hanya bisa mengambil analogi dan fakta aja deh sebagai contoh. Ente mau denger ga?" Ujar Andri.

Muh nampak sedang berfikir. Namun sesaat kemudian ia berujar. "Boleh deh, tapi yang rasional ya? Artinya, secara akal fikiran keterima, secara islam juga ada tuntunan." Ujarnya sambil tersenyum. "Woke man, oke.. pasti rasional." Balas Andri.

"Gini Muh, ente lihat kan awan di sana?" Andri menunjuk seonggok awan putih yang berarak di langit biru. "Sip. Ane lihat" Jawab Muh, "sekarang coba ente lihat awan yang di bagian timur sana..
Share: