Manusia Itu Makhluk yang Qurrota A'yun

Manusia itu makhluk yang menyenangkan. Kita bisa menikmati berbagai ekspresi istimewa dari wajah mereka. Salah satunya kita bisa melihat saat mereka tersenyum dengan berbagai jenis senyum mereka yang menawan, ada senyum simpul, ada senyum malu-malu, ada senyuman maut, ada pula senyum-senyum sendiri.
.
Senyum-senyum sendiri ini sudara.. yang kadang sering terjadi pada sebagian dari kita. Biasanya karena mengingat-ingat kembali sebuah ekspresi dari seseorang yang kita cintai. Saya pernah dan ga jarang mengalaminya. Pernah saat saya sedang sendiri duduk melamun, kemudian berkelebat bayangan masa lalu saat saya masih kecil, masa di mana saya belum terlalu terikat dengan yang namanya etika dan moral kedewasaan, masa di mana segala sesuatu nya adalah permainan. Terus terang saya tertawa sendiri jika mengingat-ingat kembali masa itu.
.
Gimana coba saya tidak tertawa? Suatu hari di masa lalu, saat itu kami yang namanya anak laki-laki suka sekali ngebolang sepulang dari sekolah, apalagi lokasi nya di sebuah desa di pedalaman Kalimantan di mana hutan nya terkenal luas sekali, banyak hal yang bisa kami eksplorasi di lingkungan desa tempat tinggal kami.
.
Seperti biasa setiap sore kami bermain di hutan, apa saja bisa dijadikan permainan. Saat itu saya berempat dengan beberapa kawan, umur kami sepantaran semua karena memang kami teman sekelas. Sekitar jam 4 sore saat kami sudah berasa lelah bermain di hutan, ditambah badan ini penuh daki dan kotoran, kami langsung berlarian terjun dan berenang di danau tepat di tengah-tengah hutan di pinggir desa kami tersebut, danau itu mungkin luasnya sekitar 1 hektaran lah.
.
Namun seperti yang sudah-sudah, tampaknya acara renang ini pun menjadi permainan selanjutnya bagi kami berempat. begini permainannya jadi kami harus memilih satu di antara berempat yang tugas nya sebagai algojo. Algojo ini harus bisa *maaf* Be-A-Be.. (hehe). Yang bertiga yang jadi pesakitan, tugasnya harus kuat menyelam atau setidaknya gesit dalam menghindar. Karena kalau mereka tidak mempunyai 1 di antara kemampuan ini, resiko nya emas kuning nya si algojo bisa dengan mudahnya mengenai hidung di antara 3 pesakitan ini, yang tentu saja mambunee na'udzubillah.. (hehe). Permainan akan diakhiri jika salah satu dari tiga pesakitan ini terkena lemparan emas kuning dari sang algojo.
.
Saya pun tertawa ngekek sendiri jika mengingat kembali kekonyolan di masa lampau tersebut. Kawan-kawan saya itu memiliki ciri khas masing-masing yang membuat saya terkadang kangen dengan kisah klasik yang telah terlewati. Begitu banyak frame indah yang telah terukir di galeri kenangan saya.
.
Begitu lah manusia, banyak hal-hal dari mereka yang menyedapkan pandangan mata kita. Dari senyuman, candaan, tangisan, ekspresi kangen, ekspresi bahagia, ekspresi haru, semua itu jika dipandang dari berbagai perspektif, dapat menimbulkan kesan tersendiri di ruang hati ini.
.
Makanya tidak heran jika dalam sebuah acara, entah itu seminar ataupun konser. Suasana meriah dan hiruk pikuk dari para penonton dan pendengar dapat membuat sang moderator, presenter atau narasumber, atau pun penyanyi bersemangat dan termotivasi untuk membawakan atau menampilkan apa yang harus mereka tampilkan. Itu semua tentu saja salah satunya karena melihat banyaknya manusia yang bersedia menonton atau mendengarkan. Nah, itulah yang dinamakan Qurrota A'yun atau Menyedapkan pandangan mata. Bandingkan jika kita menghadiri sebuah event yang sepi penonton, rasanya gimana gitu, jangan kan sang moderator atau narasumber. Kita yang sebagai pendengar aja malu-malu kucing.
.
Rupanya perilaku manusia yang bernama Qurrota A'yun ini berlaku juga dalam hubungan antar sesama manusia di dunia medsos lho. Hehe, dan saya pun merasakan itu. Salah satu nya, di akun saya ini. Teman saya mungkin tidak seberapa dan bisa dihitung kacang lah. Tentu saja hal ini berimplikasi dengan koleksi like dan komentar di setiap status-status saya sehari-hari. Terus terang dalam sebulan, like yang saya terima paling satu atau dua jempol saja. 
.
Bandingkan dengan fanpage saya yang sehari bisa ribuan like. Terus terang saya banyak memiliki dan membuat fanpage yang kontennya inspirasi dan motivasi, sebenarnya fanpage saya tersebut biasa-biasa saja, tapi saya juga heran kok yang nge-like sampai ratusan ribu manusia, yang jika sekali posting bisa dibagikan minimal 100 kali, dan like bisa mencapai ribuan. Bahkan pernah beberapa postingan motivasi saya tersebut mencapai 16.000 like dan 18.000 kali dibagikan. Rasanya gimana gitu.. wuih..! hehe. Itu saya kasih salah satu contoh perasaan senang yang kita dapatkan dari perilaku manusia yang semakin banyak semakin menyenangkan tepat tergambar di aktivitas medsos.
.
Itulah makanya dalam Islam ada salah satu doa yang diajarkan dalam al-Quran yang juga dianjurkan untuk senantiasa kita lafalkan dalam setiap dzikir sehabis sholat, yang kurang lebih bunyinya sebagai berikut:
.
"Robbanaa.. hablanaa min azwaajinaa wa dzurriyyatinaa.. Qurrota A'yun.. wa ja'alnaa lil muttaqiina imaamaa.."
.
Kurang lebih artinya kita memohon kepada Allah agar dianugerahkan pasangan dan anak-anak keturunan yang sholeh dan menyedapkan pandangan mata kita.."
.
Begitu kira-kira, semoga bermanfaat buat sudara-sudara.

#Kunci_Alatthos
Share:

Air Kran Yang Terbuang


Pernah saat saya sedang berwudhu terlintas di benak saya pemikiran iseng. "Qodarullah, air yang keluar dari kran ini tidak semuanya mampu menyentuh dan mensucikan anggota wudhu ku. Tidak semuanya air ini terpilih untuk mensucikan mereka. Sebagian ada yang terpakai untuk membasuh wajahku, ada yang kebagian membersihkan rongga mulutku, ada pula yang terbuang begitu saja ke bawah dan bercampur dengan air selokan lainnya."
.

Dari air wudhu itu sayapun mencoba mengambil analogi, betapa kehidupan ini sudah begitu terstruktur dengan sempurna. Sistem sunnatullah yang sudah ada dengan sendirinya mengelompokkan jiwa-jiwa di dunia ini. Sehingga secara otomatis hati seseorang akan terkelompok sesuai dengan lebih condong kemanakah dia. Apakah lebih condong kepada kebenaran atau malah sebaliknya.
.
Jiwa yang condong pada kebenaran akan berkelompok dengan jiwa yang sama-sama condong pada kebenaran. Begitupun dengan jiwa yang condong pada kesesatan akan terkelompok dengan sendirinya. Dua-duanya menurut perspektif Islam menyandang status yang jelas yakni benar dan sesat. Istilah bekennya Muslim dan Kafir.
.
Nah, Adapula sekelompok jiwa yang remang-remang. Kelompok ini yang rada sulit ditebak, ibarat wanita dalam kondisi menstruasi, mereka senantiasa berubah-ubah dan terombang-ambing dalam ketidakjelasan status. Bimbang antara kebenaran ataukah kesesatan yang hendak mereka ikuti? Inilah jiwa orang munafik. Terkadang mereka bangga dengan keislaman nya. Namun, tak jarang di hari lain mereka bangga mengolok-olok agamanya sendiri.
.
Begitulah jiwa orang munafik, ibarat waria. Mau dibilang cowok tapi mereka lebih endhaa..ang dari pada cewek. Mau dibilang cewek tapi ototnya pada Benjol macam bantal guling. Serba salah kan jadinya? Menurut pendapat pribadi saya, jiwa-jiwa kaum munafik itu ibarat bencong-bencong agama. Itu sudah
.
Tapi, ya begitulah... Ibarat air wudhu tadi, sudah sunnatullah memang semua kelompok jiwa tersebut harus turut mengisi kehidupan di dunia ini. Baik yang Muslim, munafik maupun yang kafir. Hanya saja beda dengan air kran, kita sebagai manusia diberi kemampuan oleh Allah untuk memilih mau menjadi apa. Mau jadi seorang Muslim? Kafir? Ataukah bencong? Eh.. maksute munafik? Tentu saja, setiap pilihan memiliki konsekwensi nya masing-masing. yah, intinya segala sesuatunya kembali ke jiwa kita pribadi ya sob...
.
Oiya, berbagai peristiwa yang melanda kaum muslimin sejak kemarin dan beberapa bulan sebelumnya tampak menjadi semacam ruqyah lho...Bisa dibilang jin-jin bencong yang selama ini berbaur dengan komunitas Muslim pada kepanasan dan tanpa ragu-ragu memperlihatkan semua Batang hidungnya. Beneran lho.. kelihatan dari opini-opini nya... Tapi tenang aja sob, selama nyawa belum lepas dari raga, para bencong-bencong agama tersebut masih memiliki kesempatan kok buat kembali.. yaqin lah sung.. masih bisa balik maning
.
Share: